1 Abo und 0 Abonnenten

Kaya Bukan Syarat Ibadah Haji

Kaya Bukan Syarat Ibadah Haji

Orang yang berangkat haji itu bukan karena dia kaya. Banyak orang-orang di jaman sekarang ini yang punya tanah banyak, rumah di mana-mana, mobilnya Pajero, Fortuner, tapi mereka belum juga berangkat haji. Itu menunjukkan bahwa kewajiban haji bagi mereka adalah rukun Islam yang ke-15. Coba kita lihat rukun Islam yang pertama, bersyahadat, kedua sholat, ketiga membayar zakat, keempat adalah melakukan puasa, kelima membeli pakaian mewah, keenam, membangun rumah mewah, ketujuh membeli tanah banyak, kedelapan menyekolahkan anaknya ke luar negeri, dan seterusnya.
Orang yang berangkat haji itu syarat utamanya adalah mampu. Mampu menabung dari tahun-tahun sebelumnya, mampu menahan keinginan duniawinya untuk melakukan kewajiban Allah Ta’ala..Miris rasanya kalo fenomena di jaman akhir ini orang-orang yang mengaku dirinya muslim cenderung kepada hal duniawi daripada hal akhirat.
Begitu juga bagi orang yang sudah berhaji. Banyak yang sudah berhaji namun perilakunya belum mampu disebut Haji yang Mabrur. Kita perlu bertanya fenomena tersebut, mengapa bisa demikian, bagaimana dengan niatnya pula, ingin disebut dan digelari Haji atau Hajjah, kalau ada yang memanggil tanpa embel-embel haji mereka marah, Astaghfirullah. Hal demikian itu menjadi tanda bahwa mereka belum mengerti hakikat ibadah haji.
Hakikatnya, ibadah haji yang dikerjakan umat Islam di dunia ini memenuhi 3 panggilan : 
1. Karena terpanggil oleh Malaikat, maksudnya adalah mereka yang berangkat ke tanah suci dan andaikan ditakdirkan Allah, wafat di sana
2. Karena dipanggil oleh Nabiyullah Ibrahim, maksudunya berangkat ke tanah suci dan kemudian kembali lagi ke tanah airnya, diharapkan ketaatannya bertambah, amal ibadahnya semakin giat, lebih tawadhu', lebih qona’ah dan lebih sabar, akhlaknya semakin baik. Itulah Haji Mabrur.
3. Karena panggilan setan, maksudnya berangkat ke tanah suci, dan kemudian pulang ke tanah air, namun kemaksiatannya bertambah jadi, shalatnya semakin ditinggalkan, korupsinya makin parah, dan sebagainya.
Dan bukti bahwa kaya bukan merupakan syarat wajib ibadah haji adalah adanya hadits tentang ibadah lain selain haji yang pahalanya setara dengan ibadah haji. Bila kita tidak mampu berhaji dan umroh maka ada banyak amalan yang fadlilahnya sama dengan mengerjakan haji dan umroh, tiga diantaranya adalah :
1. Shalat berjamaah di masjid kemudian duduk berdzikir sampai terbit matahari ,lalu shalat sunnah 2 rakaat
مَنْ صَلَّىالْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Dari Anas bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2 raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (HR.Shahih At-Tirmidzi)
2. Berbakti kepada orangtua. Karena Rasulullah SAW pernah berwasiat untuk berbakti kepada ibu, lalu beliau bersabda, “ Kamu seperti orang yang menunaikan haji, menunaikan umrah, dan orang yang berjihad “
3. Disebutkan pula hari Jumat adalah hari hajinya orang miskin dan papa. Ini menunjukkan bahwa haji itu bukan milik orang kaya, namun milik orang mampu.
Dengan adanya amalan-amalan tersebut, menunjukkan pada kita bahwa Allah SWT sungguh sangat adil kepada hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh berjalan menuju Allah SWT namun tidak mampu mengerjakan haji dan umroh karena kondisi keuangannya tidak cukup. Maka jangan pernah kita merasa berkecil hati, masih banyak jalan menuju surga dan lebih lagi kepada ridlo Allah SWT.
Semoga artikel singkat ini bisa memacu sahabat untuk lebih meningkatkan ghiroh ibadahnya lagi sebagai bekal di akhirat nanti. Aamiin Yaa Mujibassailiin.
Sumber : Dian Kusumaningrum

http://www.sarkub.com/kaya-bukan-syarat-ibadah-haji/